*Apa, Mengapa & Bagaimana
Penyakit Alzheimer pertama kali ditemukan oleh Alois Alzheimer pada tahun 1906, seorang neurolog dan psikiater dari jerman. Ia menemukan seorang penderita umum 51 thn yang meningga l 4 tahun setelah menderita Demensia. Gejala yang ditemukan pada pasien tersebut adalah Demensia dan gangguan perilaku termasuk stres dan depresi. Pada autopsi ditemukan otaknya tampak mengerut dan mengecil bahkan dipenuhi dengan sedimen protein yang disebut plak amiloid dan serabut saraf yang tidak normal.
Demensia adalah kumpulan gejala klinik yang disebabkan oleh berbagai latar belakang penyakit dan ditandai oleh hilangnya memori jangka pendek, gangguan global fungsi mental, termasuk fungsi bahasa,mundurnya kemampuan berpikir abstrak, kesulitan merawat diri sendiri, perubahan perilaku, emosi labil, dan hilangnya pengenalan waktu dan tempat, tanpa adanya gangguan tingkat kesadaran atau situasi stress, sehingga menimbulkan gangguan dalam pekerjaan, aktifitas harian dan sosial. Demensia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan dan sebagian diantaranya bersifat reversible.
Demensia dapat terjadi karena berbagai proses di otak, diantaranya: gangguan serebrovaskuler, infeksi susunan saraf pusat (SPP), defisiensi vitamin, gangguan metabolik, maupun proses penuaan yang abnormal. Sebagian besar penyebab ini ditemukan pada usia lanjut.
Peningkatan usia harapan hidup di Indonesia akan meningkatkan jumlah penduduk usia lanjut. Pada tahun 2000 jumlah penduduk usia lanjut mencapai 7,28%. Jumlah ini akan terus meningkat dan pada tahun 2020 diproyeksikan jumlah lansia akan mencapai 11,34%. Perlu diwaspadai adanya peningkatan penyakit yang berhubungan dengan proses degenerative, diantaranya demensia, yang gejalanya akan tidak dapat hidup mandiri dan akan menjadi beban keluarga , masyarakat dan Negara. Proses penuaan otak abnormal merupakan bagian dari proses degenerasi pada seluruh organ tubuh. Hal ini akan menimbulkan berbagai gangguan neuropsikologis dan masalah yag terbesar adalah demensia. Prevalensi demensia diperkirakan sekitar 15% pada penduduk berusia lebih dari 65 tahun.
Pada saat ini perhatian dan pengetahuan masyarakat akan demensia masih sangat kurang. Demensia dianggap sebagai bagian dari proses menua yang wajar. Penderita baru dibawa berobat pada stadium lanjut dimana sudah terjadi gangguan kognisi yang berat dan ganggun perilaku sehingga penatalaksanaannya tidak memberikan hasil memuaskan.
Diagnosis demensia perlu ditegakkan secara dini dan dibedakan berdasarkan etilogi, usia awitan, dan gambaran klinisnya. Penatalaksanaan pada stadium dini, baik secara farmakologis maupun nonfarmakologis, dapat menyembuhkan atau memperlambat progesivitas penyakit, sehingga penderita tetap mempunyai kualitas hidup yang baik.
JENIS-JENIS DEMENSIA
Berdasarkan penyebab dibagi 2 :
l Reversible
ü Demensia vaskuler
ü Demensia akibat hidrosefalus
ü Demensia akibat kelainan psikiatri
ü Demensia akibat penyakit umum berat
ü Demensia akibat intoksikasi
ü Demensia akibat defisiensi vit B12.
ü Demensia akibat gangguan penyakit metabolic misalnya hipertiroidi/ hipotiroidi.
·Ireversible
ü Demensia Alzheimer
ü Demensia akibat infeksi(HIV)
ü Demensia akibat trauma kapitis
ü Demensia akibat penyakit Parkinson
ü Demensia akibat penyakit Hutington
ü Demensia akibat penyakit Pick
ü Demensia akibat penyakit Creutzfeld Jacob
Frekuensi demensia yang tertinggi adalah demensia Alzheimer yang meliputi 50-55% dari seluruh demensia. Namun beberapa laporan penelitian di Asia , diantaranya Singapura, Jepang, dan India menunjukkan frekuensi demensia vaskuler lebih tinggi dari demensia Alzheimer.
DEFINISI
Penyakit Alzheimer merupakan salah satu bentuk demensia yang paling sering ditemukan di klinik. Demensia adalah gejala kerusakan otak yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berpikir, daya ingat, dan fungsi berbahasa. Hal tersebut membuat pasien demensia kesulitan untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 thn ke atas.
PENYEBAB
Otak merupakan organ yang sangat kompleks. Di otak terdapat area-area yang mengurus fungsi tertentu, misalnya bagian depan berkaitan dengan fungsi luhur seperti daya ingat, proses berpikir dsb, otak bagian belakang berkaitan dengan fungsi penglihatan dan sebagainya. Dari hasil riset yang dilakukan, diketahui bahwa penyakit Alzheimer terjadi kehilangan sel saraf di otak di area yang berkaitan dengan fungsi daya ingat, kemampuan berpikir serta kamampuan mental lainnya. Keadaan ini diperburuk dengan penurunan zat neurotransmitter, yang berfungsi untuk menyampaikan sinyal antara satu sel otak ke sel otak yang lain. Kondisi abnormal tersebut menjadi penyebab mengapa pada penyakit Alzheimer fungsi otak untuk berpikir dan mengingat mengalami kemacetan.
GEJALA
Setiap orang pasti pernah lupa akan suatu hal. Keadaan tersebut normal, bila kita lupa akan hal-hal yang jarang kita lihat. Namun apabila kita lupa akan nama benda atau orang yang berada di sekitar kita, hal tersebut bukan hal yang normal.
Gejala-gejala Demensia Alzheimer sendiri meliputi gejala ringan sampai berat, tanda-tanda adanya Demensia Alzheimer adalah :
·Gangguan memori yang memengaruhi keterampilan pekerjaan, seperti ; lupa meletakkan kunci mobil, mengambil baki uang, lupa nomor telepon atau kardus obat yang biasa dimakan, lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan atau cara-cara mengaduk air.
·Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan seperti; tidak mampu melakukan perra asas seperti menguruskan diri sendiri.
·Kesulitan bicara dan berbahasa.
·Disorientasi waktu , tempat dan orang seperi; keliru dengan keadaan sekitar rumah, tidk tahu membeli barang di kedai, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga terdekat.
·Kesulitan mengambil keputusan yang tepat.
·Kesulitan berpikir abstrak, seperti; orang yang sakit juga mendengar suara atau bisikan halus dan melihat bayangan menakutkan.
·Salah meletakkan barang.
·Perubahan mood dan perilaku, seperti; menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya
·Perubahan kepribadiann, seperti; menjerit, terpekik dan mengikut perawat ke mana saja walaupun ke WC.
·Hilangnya minat dan inisiatif.
ORANG-ORANG YANG BERESIKO
. Pengidap hipertensi yang usia 40 tahun ke atas.
. Pengidap kencing manis
. Kurang berolahraga
. Tingkat kolesterol yang tinggi.
. Faktor keturunan- mempunyai keluarga yang mengidap penyakit ini pada usia 50-an.
PENGOBATAN
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit Alzheimer. Obat-obatan yang ada bersifat memperlambat progresivitas penyakit. Karena penyakit Alzheimer bersifat kronis dan semakin lama pasien semakin tergantung pada orang lain, maka sangat diperlukan kesabaran dari keluarga atau orang yang merawatnya. Pengertian dan kesabaran dari orang-orang di sekitarnya membuat memperlambat perkembangan penyakit. Obat-obatan yang saat ini dipergunakan di bidang medis adalah penghambat asetilkolinesterase seperti:
ü Donepezil adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf ringan hingga sedang. Donepezil tersedia dalam bentuk tablet oral. Biasanya diminum satu kali sehari sebelum tidur, sebelum atau sesudah makan dengan dosis rendah pada awalnya lalu ditingkatkan setelah 4 hingga 6 minggu.
ü Rivastigmine adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf ringan hingga sedang. Rivastigmine biasanya diberikan dua kali sehari setelah makan. Karena efek sampingnya pada saluran cerna pada awal pengobatan, pengobatan dengan rivastigmine umumnya dimulai dengan dosis rendah, biasanya 1,5 mg dua kali sehari, dan secara bertahap ditingkatkan tidak lebih dari 2 minggu.
ü Galantamine adalah obat golongan inhibitor acetyl cholinesterase yang digunakan untuk pengobatan ringan sampai sedang dan berbagai gangguan memori.
ü Memantine adalah obat yang diminum secara oral unuk mengobati penyakit Alzheimer taraf sedang hingga berat dengan mekanisme kerja yang berbeda dan unik dengan memperbaiki proses sinyal Glutamat. Obat ini diawali dengan dosis rendah 5 mg setiap minggu dilakukan selama 3 minggu untuk mencapai dosis optimal 20mg/ hari.
PENCEGAHAN
Para ilmuwan berhasil mendeteksi beberapa faktor resiko penyebab Alzheimer, yaitu : usia lebih dari 65 tahun, faktor keturunan, lingkungan yang terkontaminasi dengan logam, rokok, pestisida, gelombang elektromagnetik , riwayat trauma kepala yang berat, rokok,pestisida, gelombang elektromagnetik, riwayat trauma kepala yang berat dn penggunaan terapi sulih hormon pada wanita.
Dengan mengetahui faktor resiko di atas dan hasil penelitian yang lain, dianjurkan beberapa cara untuk penyakit Alzheimer, diantaranya yaitu :
·Bergaya hidup sehat, misalnya dengan rutin berolahraga, tidak merokok maupun mengkonsumsi alkohol.
·Mengkonsumsi sayur dan buah segar. Hal ini penting karena sayur dan buah segar mengandung antioksidan yang berfungsi untuk mengikat radikal bebas. Radikal bebas ini yang merusak sel-sel tubuh.
·Menjaga kebugaran mental adalah dengan tetap aktif membaca dan memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan.
Pengidap Alzheimer yang terkenal :
l Charles Bronson ( actor )
l Winston Churchill ( Mantan Perdana Menteri Inggris)
l Charlton Heston ( Aktor)
l Ronald Reagen ( Aktor dan mantan Presiden Amerika Serikat)
l Ratu Juliana dari Belanda
Penyakit Alzheimer sangat sulit didiagnosa dengan hanya berdasarkan gejala-gejala klinik tanpa pemeriksaan penunjang lainnya seperti neuropatologi, neuro psikologis, MRI, SPECT, PET. Sampai saat ini penyebab pasti belum diketahui, tetapi faktor genetik sangat menentukan sedang faktor lingkungan hanya sebagai pencetus ekspresi genetik. Pengobatan Alzheimer sampai saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan, hanya bersifat simtomatik dan suportif untuk menyenangkan penderita dan keluarganya saja.
Terima kasih
Saunders
0 comments: